Search

HEADLINE: Indonesia Bubar 2030, Realistis atau Fiksi Belaka?

Sejauh ini belum ada data sahih yang mendukung klaim Prabowo soal Indonesia bakal bubar pada 2030. 

Bahkan, lembaga nirlaba internasional yang berbasis di Amerika Serikat, Fund for Peace (FFP) yang rajin mengeluarkan hasil riset mengenai pertumbuhan ekonomi dan politik di 178 negara, mengakui kemajuan Indonesia dalam dekade terakhir. 

Hasil riset FFP terbaru, pada tahun 2017 terjadi perbaikan indeks kerapuhan negara (fragile state index) Indonesia dari 74,9 menjadi 72,9. Indonesia ada di urutan 94 dari 178 negara. 

FFP menyebut, Indonesia pada dekade terakhir ini merangkak stabil, yang didorong pembangunan ekonomi dan peningkatan stabilitas politik, serta keamanan. "Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia adalah negara paling maju ke-9, didorong oleh pembangunan ekonomi dan peningkatan stabilitas politik," tulis FFP.

Pada periode yang sama, pelantikan Indonesia sebagai anggota G20 pada tahun 2008, menjadi bukti pengaruh negara yang semakin meningkat dalam ekonomi global.

Hal ini sejalan dengan hasil riset perusahaan jasa keuangan dunia, PricewaterhouseCoopers (PwC), yang baru saja mengeluarkan laporan mengenai daftar negara memiliki perekonomian terbesar di dunia hingga 2050.

Jalan Trans Papua ruas Wamena-Habema (Foto: Dok Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)

Laporan berjudul, The Long View: How Will The Global Economic Order Change by 2050? tersebut mengukur kemajuan ekonomi 32 negara melalui prediksi PDB berdasarkan paritas daya beli (PPP).

Biasanya paritas daya beli digunakan ahli makroekonomi untuk menentukan produktivitas ekonomi dan standar hidup di antara negara-negara di seluruh dunia dalam jangka waktu tertentu.

Laporan itu menyebutkan, perekonomian Indonesia dan negara berkembang yang tergabung dalam Emerging 7 (E7) akan jadi motor penggerak ekonomi global. Ekonomi negara E7 akan mampu tumbuh rata-rata 3,5 persen selama 34 tahun mendatang.

Angka ini lebih besar dibanding perekonomian negara maju yang hanya tumbuh 1,6 persen selama lebih dari 30 tahun mendatang.

"Diproyeksikan enam dari tujuh ekonomi terbesar dunia pada tahun 2050 berasal dari negara berkembang yang dipimpin oleh China di puncak, India nomor dua, Indonesia nomor empat," ungkap Kepala Ekonom PwC John Hawksworth.

PWC membagi laporan ini dalam jangka menengah yaitu pada 2030 dan jangka panjang 2050.

Dalam jangka menengah, ekonomi Indonesia diramalkan bisa menduduki peringkat kelima di dunia pada 2030, dengan besaran PDB Indonesia akan berada di angka US$ 5,424 triliun.

Namun, lain hal dengan pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. 

Ia menyoroti soal laporan riset Credit Suisse, 1 persen orang terkaya dalam negeri menguasai 49,3 persen kekayaan nasional, sehingga membuat Indonesia jadi negara nomor empat paling timpang di dunia.

Mengutip data data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013, dia menyampaikan gini rasio lahan juga cukup tinggi, yakni dikisaran 0,68. Angka tersebut lebih tinggi dari gini rasio ketimpangan yang 0,39. "Artinya, ketimpangan lahan memang sudah parah," kata dia.

Meski masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah, Bhima tak sepakat jika dikatakan Indonesia terancam bubar pada 2030. 

Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi akibat ketimpangan adalah gejolak sosial, adanya potensi konflik horizontal dan vertikal.

"Tapi chaos belum tentu bubar. Kita pas 1998 kerusuhan, tapi setelah itu pemerintahan bisa tegak kembali. Enggak sampai failed state," tutur dia.

Let's block ads! (Why?)

http://news.liputan6.com/read/3400514/headline-indonesia-bubar-2030-realistis-atau-fiksi-belaka

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "HEADLINE: Indonesia Bubar 2030, Realistis atau Fiksi Belaka?"

Post a Comment


Powered by Blogger.