Search

Kiat Pemkot Semarang Terhindar dari 'Kutukan' Dinamika Kota

Hendi berharap program dan kebijakan yang diambilnya untuk mengurangi kemacetan bisa didukung masyarakat. Penyediaan angkutan umum massal seperti bus rapid transit (BRT) Trans Semarang juga terus ditingkatkan kapasitas angkut dan pelayanannya.

"Harapannya, jika angkutan umum massal sudah bagus, tepat waktu, murah, nyaman, masyarakat bisa mulai meninggalkan kebiasaan penggunaan kendaraan pribadi. Segera pengembangan koridor BRT Trans Semarang untuk Koridor VII dan VIII akan dilakukan," kata Hendi.

Saat ini BRT Trans Semarang sudah menjangkau pemukiman di kawasan pinggiran seperti kawasan Meteseh, Mangkang dan daerah lain. Masih dalam kajian adalah pembangunan light rail transit (LRT) atau disebut juga metro capsul untuk transportasi massal dalam kota dengan kapastias angkut lebih besar.

"Kalau ada yang mengkritik begini-begitu, boleh saja. Namun, solusi konkretnya apa? Disampaikan! Kota ini dinamis. Orang dulunya enggak punya motor, sekarang bisa punya. Dulu enggak bisa beli mobil, sekarang bisa," kata Hendi.

Dinamika kota mengakibatkan penumpukan kendaraan pribadi di jalan. Jika tidak dibarengi dengan kearifan warga dalam menggunakan sarana transportasi, kemacetan tak akan bisa dicegah meskipun pemerintah Kota Semarang sudah menyiapkan infrastrukturnya.

"Bisa saja dengan solusi ekstrem, misalnya produksi kendaraan pabrik dibatasi. Atau pembatasan kepemilikan. Namun, itu kewenangan pusat. Daerah lah yang menerima konsekuensi aktivitas masyarakat yang dinamis," kata Hendi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Simak video pilihan berikut :

Let's block ads! (Why?)

http://regional.liputan6.com/read/3402108/kiat-pemkot-semarang-terhindar-dari-kutukan-dinamika-kota

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kiat Pemkot Semarang Terhindar dari 'Kutukan' Dinamika Kota"

Post a Comment


Powered by Blogger.