:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1938056/original/087034100_1519633036-Mobil-Listrik-4.jpg)
Airlangga menyebutkan, pabrik petrokimia yang akan segera dibangun ini akan memiliki kapasitas produksi dua kali lipat dari pabrik yang sudah eksisting di Cilegon, yakni sekitar 1,2 juta ton per tahun.
Pabrik baru ini, selain menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah, hasil produksinya juga untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
"Produksinya itu akan lengkap, mulai dari nafta cracker, ethylene dan propylene, hingga polyethylene dan polypropylene," tutur Airlangga.
Kementerian Perindustrian mencatat, nafta cracker dari produksi industri nasional sebanyak 900 ribu ton per tahun, sementara permintaan dalam negeri mencapai 1,6 juta ton.
Sedangkan, Singapura sudah memproduksi 3,8 juta ton dan Thailand 5 juta ton per tahun. Untuk itu, pemerintah memberikan apresiasi terhadap investasi SCG tersebut dan akan berupaya memfasilitasi pemberian tax holiday.
"Insentif pajak ini akan diberikan dengan pertimbangan nilai investasi yang cukup besar serta dapat menghemat devisa negara karena hasil produksinya untuk substitusi bahan baku impor," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menakar Prospek Ekonomi Indonesia pada 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Thailand Bakal Investasi Industri Petrokimia di RI"
Post a Comment