:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2035269/original/072694000_1522139988-aurora-borealis-2710798_960_720.jpg)
Mereka menemukan jasad yang telah lama dikuburkan berada dalam kondisi utuh dalam pemakaman mereka. Walaupun jasad mereka utuh, hal ini bukan tanda yang baik bagi para penduduk.
"Tanah beku secara permanen tidak hanya menjaga jasad dari proses penguraian dan mendorongnya kepermukaan. Mereka juga mengawetkan penyakit yang membunuhmu dan bisa terjangkit kepada penduduk lokal," kata Mayer kepada Mail Online.
Tentunya hal itu dianggap mengkhawatirkan, apalagi beberapa dekade sebelumnya pandemi Flu Spanyol yang mematikan, pernah terjadi di kota Longyearbyen.
Meskipun korban meninggal di daerah tersebut tidak banyak, mereka sempat dikuburkan pada tahun 1918 dan 1920. Namun, dengan adanya penemuan ini tentunya para pihak berwenang tak ingin mengambil risiko.
Hingga akhirnya mereka membuat tindakan cepat. Selain menutup kuburan, pemerintah negara bagian juga mengesahkan kebijakan bahwa sekarat dan meninggal di kota Longyearbyen merupakan tindakan yang ilegal.
Semua orang dipersilahkan datang dan tinggal di sana asalkan tidak dalam keadaan sekarat, apalagi meninggal.
Jika nyawa penduduk sekitar tidak tertolong, orang-orang akan membawa jasadnya ke wilayah Norwegia lain dan pemerintah akan mengurus pemakamannya. Cara pemakaman lain seperti mengubur sisa-sisa kremasi juga perlu persetujuan negara.
http://www.liputan6.com/citizen6/read/3409570/kota-ini-larang-warganya-sekarat-dan-meninggal-kok-bisaBagikan Berita Ini
0 Response to "Kota Ini Larang Warganya Sekarat dan Meninggal, Kok Bisa?"
Post a Comment