:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1630017/original/081489500_1498015232-IMG-20170621-WA0005.jpg)
Meski tidak menyebut nominalnya, pengguna Mercedes-Benz GLC ini mengaku konsumsi bahan bakarnya lebih irit dari tahun lalu. Sedangkan untuk biaya yang habis di jalan juga tak banyak dikarenakan ia masih menjalankan puasanya.
"Saya puasa, jadi buka di jalan habis Rp 80 ribu itu untuk tiga orang, beli soto," kata Yeni.
Untuk titik kemacetannya sendiri, menurutnya, terjadi pada pintu tol Brexit dan Karang Gede Salatiga.
"Karang Gede-Salatiga itu macet karena antrean keluar tol. Titik macet juga di rest area karena mobil pelan-pelan. Sama satu lagi di tol Cikarang, bikin macet," ujarnya.
Hal senada juga dirasakan oleh Kartinah. Warga Kalimalang, Jakarta Timur, ini mengaku perjalanan mudiknya lebih cepat.
"Dari Kalimalang ke Gunung Kidul. Tadinya 20 jam (tahun lalu), tapi sekarang 16 jam. Bedanya empat jam lebih cepat," kata Kartinah.
Sebelumnya, ia memperkirakan bahwa sampai ke Yogyakarta bisa sampai jam 8 malam, namun ternyata lebih cepat.
"Saya jalan santai, kisaran 80-100 km/jam," ujarnya.
https://www.liputan6.com/otomotif/read/3558426/gas-tipis-mudik-santai-jakarta-solo-cuma-10-jamBagikan Berita Ini
0 Response to "'Gas Tipis', Mudik Santai Jakarta-Solo Cuma 10 Jam"
Post a Comment