:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1585880/original/062298700_1493980402-000_O44F8.jpg)
Sementara itu, Badan Antariksa AS atau NASA sangat mendukung langkah Trump, menyebutnya sebagai sebuah kebijakan yang "akan membawa keberlanjutan dan fokus mendalam bagi proyek antariksa demi memperkuat kepemimpinan Amerika" secara global.
"Ketika kita semakin bersemangat untuk menjelajah ruang angkasa, pada saat yang sama telah banyak pihak yang sudah meluncurkan satelit ke orbit dan menambah rumit dunia ke-antariksa-an pada masa mendatang," kata kepala NASA Jim Bridenstine.
Lebih lanjut, Bridenstine mengatakan bahwa kebijakan Trump akan "Memberikan inisiatif demi menjamin bahwa Amerika adalah pemimpin dalam menyajikan lingkungan yang aman, ketika 'lalu-lintas' di angkasa luar semakin meningkat."
Ambisi Trump
Trump mempublikasikan rencana tersebut untuk pertama kali pada Maret 2018 lalu, di mana ia menyebut bahwa "Antariksa merupakan wilayah perang, sama seperti tanah, udara, dan laut."
"Dan pasukan kita akan menjadi hal vital untuk memastikan bahwa Amerika memimpin jalan menuju bintang," imbuh Trump dalam perkumpulan personel militer di Miramar Marine Corps Air Station, San Diego, California.
Dalam melihat antariksa melalui lensa keamanan nasional, Trump kembali menyebut untuk memperkuat eksplorasi ruang angkasa Amerika. Tahun lalu, ia menandatangani sebuah arahan yang berusaha menghidupkan kembali program antariksa negara itu.
Selain itu, seperti dikutip dari The Independent, misi penjelajahan dan pendaratan di Mars juga menjadi salah satu fokus Trump. Saat menandatangani arahan kebijakan angkasa luar, ia berbicara tentang membangun sebuah yayasan untuk mewujudkan misi ke Mars dan tempat lain di antariksa.
'Space Race'
Perlombaan untuk meraih status digdaya di antariksa (space race) telah lama dilakukan sejak era Perang Dingin dengan aktor utama yang terdiri dari AS dan Uni Soviet beserta koalisi keduanya. Namun, pada Abad ke-21, persaingan tak hanya terjadi di antara AS - Rusia (sebagai 'pewaris' Soviet), melainkan juga negara 'kekuatan antariksa baru' lain seperti India, China, Pakistan, dan Korea Utara, serta firma-firma swasta seperti SpaceX milik Elon Musk.
Peluncuran satelit yang makin murah dan mudah dikontrol, membuat makin banyak negara yang mengambil keuntungan dari sana.
"Karena kita tak memiliki ancaman yang cukup di Bumi, kita butuh melihat ke surga -- ancaman di antariksa," ujar direktur intelijen nasional, Daniel Coats, kepada Senate Intelligence Committee.
"Seluruh aktor akan memiliki peningkatan akses terhadap layanan informasi antariksa, seperti citra, cuaca, komunikasi, dan pelacakan, navigasi, dan waktu untuk keperluan intelijen, militer, ilmiah, atau bisnis," imbuh dia.
https://www.liputan6.com/global/read/3563569/ingin-mendominasi-angkasa-luar-donald-trump-bentuk-pasukan-antariksa-asBagikan Berita Ini
0 Response to "Ingin Mendominasi Angkasa Luar, Donald Trump Bentuk Pasukan Antariksa AS"
Post a Comment