Search

Kisah Ludah Rijkaard untuk Voeller di Piala Dunia 1990

Ketika Voeller berjalan ke luar lapangan, sambil tertunduk atas keputusan wasit, Rijkaard kembali melakukan aksi tercela. Dia kembali meludahi kepala bagian belakang Voeller.

Kali ini, aksi Rijkaard tak luput dari pandangan Juan Carlos. Rijkaard pun mendapat kartu merah. Keluarnya Rijkaard menjadi berkah untuk Jerman.

Jerman memenangkan pertandingan atas Belanda dengan skor 2-1. Jerman pun melaju hingga menjuarai Piala Dunia 1990.

Rijkaard menolak berhenti berulah. Saat berjalan memasuki ruang ganti, dia melakukan aksi yang sama kepada Voeller. Beruntung, Voeller dapat menahan diri. Bentrokan tak terjadi di lorong stadion, Voeller memasuki ruang ganti tanpa membalas.

Insiden itu juga terus dikenang sebagai bumbu permusuhan Jerman dan Belanda. Beberapa bulan kemudian, Rijkaard meminta maaf kepada Voeller. Dia mengaku sedang kehilangan akal sehat karena tekanan pertandingan dan stres akibat pernikahannya hancur.

"Hari itu saya salah. Tidak ada penghinaan (untuk Rudi Voeller). Saya selalu sangat menghormati dia. Tapi saya mengamuk ketika melihat kartu merah itu. Saya berbicara dengannya setelah pertandingan dan minta maaf. Saya sangat senang dia menerimanya. Saya tidak punya firasat buruk tentang dia sekarang. Kami bahkan berpose untuk iklan yang sangat lucu bersama beberapa tahun kemudian," ujar Rijkaard.

Fragmen konyol kadang menjadi ciri khas sepak bola. Bertahun-tahun setelah permaafan itu, keduanya kembali bertemu. Bukan dalam pertandingan, tapi di proyek iklan mentega keluaran Belanda. Keduanya didapuk sebagai bintang iklan. Konon, mentega itu menggunakan tagline, 'Everything in Butter Again.'

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bola/read/3567897/kisah-ludah-rijkaard-untuk-voeller-di-piala-dunia-1990

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kisah Ludah Rijkaard untuk Voeller di Piala Dunia 1990"

Post a Comment


Powered by Blogger.