Search

Pesantren Menulis Keliling Indonesia, Cara Asyik Isi Ramadan

Liputan6.com, Yogyakarta - Gerakan Indonesia Menulis menggelar Pesantren Menulis Keliling Indonesia di 10 kota di Nusa Tenggara Barat (NTB). Melalui kegiatan itu, diharapkan bisa melahirkan penulis baru yang bahkan menghasilkan naskah yang bisa difilmkan.

"Ide menulis bisa diperoleh dari banyak hal, buku, data, hasil wawancara, sedangkan format tulisan bisa berwujud artikel ilmiah, cerita fiksi maupun naskah film," kata Ahmad Bahar, penggagas kegiatan Pesantren Menulis Keliling Indonesia dalam rilis yang diterima di Yogyakarta, Jumat, 1 Juni 2018, dilansir Antara.

Saat bersilaturahmi dan memberikan materi kepenulisan di Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnadhatain Nadhotul Wathon, Pancor, Lombok, NTB pada Kamis, 31 Mei 2018, Ahmad Bahar mengatakan anggapan bahwa menulis itu sulit, terbantahkan.

Menurut dia, semua orang bisa menulis asal mau belajar dan berani menyusun tulisan sesuai kaidah kepenulisan dengan inti pesan yang jelas.

"Ada kiat cara menulis, membuat kalimat yang baik. Ada banyak manfaat menulis dan suka duka menjadi penulis, hal utama membuat pokok pikiran yang mudah dipahami untuk panduan menulis," kata Ahmad Bahar, yang sudah menghasilkan banyak buku biografi tokoh nasional.

Menurut lulusan Sastra Arab UGM itu, karya tulis yang baik dan utuh bisa beragam hal seperti genre cerita pendek, novel maupun karya lengkap dalam buku biografi.

Bersama dengan tim pemateri yaitu Ahmad Bahar, Kasimun, Yunus Hanis Syam, dan M Doni Hevandi, ratusan santri menyimak dengan tekun materi kepenulisan berupa motivasi, cara menulis, manfaat menulis, dan suka duka menjadi penulis.

Penerbit buku dan pengusaha Kasimun menyatakan bahwa dirinya pernah membuat buku, uniknya malah menjadi "best seller" di Singapura. Ia sendiri tidak begitu ingin terkenal.

"Kalau soal materi cara menulis dengan baik, lewat 10 kata, sejatinya harus dikembangkan oleh peserta menjadi sebuah kalimat," kata alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Jika hendak menulis, menurut dia, mulailah dengan menulis apa yang muncul dalam pikiran. Ia meminta penulis tidak terpancing untuk menyunting dan membuat judul dahulu. Ia meyakini bekerja dengan metode itu bisa menghasilkan karya utuh.

"Kalau sudah jadi, berikan kesempatan editor bekerja. Baru nantinya diedit untuk langkah akhirnya, menjadi karya utuh, menjadi buku" kata Kasimun.

Yunus Hanis Syam, alumnus Magister Politik UGM, menyampaikan pengalaman proses kreatifnya yang berawal dari kondisi mati suri yang dialaminya.

Adanya semangat yang terus menggelora dan usaha yang tidak kenal menyerah, membuatnya mendapatkan berkah dari menulis untuk bertemu dengan tokoh nasional dan mengembalikan kesadaran juga keterampilannya berbahasa setelah mengalami kecelakaan.

"Jadi menulislah, buat karya yang utuh, agar bisa dibaca banyak orang. Biar pembaca yang menilai baik buruknya," kata Yunus.

Di sela-sela penyampaian materi terdengar musik pengiring dari M Hervandy mulai dari mars pesantren keliling, lagu "tombo ati", dan lagu Islami lainnya.

Usai dialog dan tanya jawab, acara diakhiri dengan pemberian buku hasil terbitan Solusi Publishing kepada pihak panitia penyelenggara. Yunus berharap dengan aktifnya santri membaca buku dan bisa menghasilkan karya tulisan utuh, bakal muncul penulis andal dari pondok pesantren.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kegiatan ini mengambil tema peningkatan pemahaman literasi media penyiaran bagi lembaga pendidikan dan umum.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/ramadan/read/3547464/pesantren-menulis-keliling-indonesia-cara-asyik-isi-ramadan

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Pesantren Menulis Keliling Indonesia, Cara Asyik Isi Ramadan"

Post a Comment


Powered by Blogger.