Search

3 Isu Utama May Day 2018 di Banyumas

Liputan6.com, Purwokerto - Seratusan buruh dan mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat Banyumas menggelar aksi damai untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Selasa, 1 Mei 2018.

Dalam aksi memperingati hari buruh internasional atau May day yang dikonsentrasikan di Alun-alun Purwokerto itu, demonstran menyoroti rendahnya upah, minimnya kesempatan kerja, dan semakin mahalnya biaya pendidikan.

Di Banyumas, kebanyakan buruh, terutama yang bekerja di sektor informal, seperti penjaga toko, masih digaji dibawah standar Upah Minimum Regional atau Kabupaten (UMR/UMK).

Padahal seusai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78, tentang Pengupahah, upah harus mengacu pada standar UMK yang berlaku. Sebab itu, pada May Day 2018 ini, mahasiswa dan buruh menuntut agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan para buruh.

UMK yang saat ini berlaku di Banyumas adalah Rp 1.589.000. Meski terhitung rendah, namun, ternyata masih banyak buruh yang digaji di bawah Rp 1.000.000.

Di sisi lain, pendidikan, mulai tingkat SLTA ke atas semakin berbiaya mahal. Kerap ditemui, ada sekolah yang menarik sumbangan yang nilainya di luar kemampuan buruh. Sebab itu, banyak keluarga buruh yang kesulitan mengakses pendidikan tinggi sampai kuliah.

"Bahkan pendidikan tinggi yang semakin mahal dan semakin sulit diakses oleh warga Banyumas. Pendidikan di tingkat SLTA ke atas merampas penghasilan keluarga. Bagaimana itu mempersulit akses pendidikan, pada akhirnya," ucap Hakim, salah satu demonstran yang turut aksi damai memperingati May Day 2018, Senin.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/3496193/3-isu-utama-may-day-2018-di-banyumas

Bagikan Berita Ini

0 Response to "3 Isu Utama May Day 2018 di Banyumas"

Post a Comment


Powered by Blogger.