:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2229019/original/037177500_1527392527-27xp-border1-superJumbo.jpg)
Pembunuhan Gonzales terjadi ketika Trump memperbarui seruan untuk menerapkan keamanan perbatasan yang lebih keras, termasuk melalui penambahan 5.000 agen perbatasan dan pengerahan Garda Nasional ke perbatasan.
Reformasi imigrasi telah menjadi fitur penting dalam kampanye Trump di pilpres 2016.
Tak lama setelah menjabat pada Januari tahun lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif, yang memberi ICE dan lembaga penegak hukum lainnya kekuasaan lebih luas untuk fokus pada sebagian besar imigran tanpa dokumen, termasuk mereka yang tidak memiliki catatan kriminal.
Trump, juga berulang kali merendahkan warga Meksiko dan Amerika Tengah, memberlakukan larangan terhadap warga dari sejumlah negara muslim, menghina beberapa negara Afrika, dan berjanji akan membangun tembok di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko.
Pada awal bulan ini, Trump menyebutkan bahwa sejumlah orang yang dideportasi dari Negeri Paman Sam adalah "binatang". Tak lama, ia menjelaskan, pernyataannya itu merujuk pada anggota geng MS-13.
"Pemerintahan ini mencoba untuk tidak memanusiakan dan mengkriminalisasi imigran sedemikian rupa sehingga mereka secara terbuka menyebut (imigran) hewan, dan dengan demikian retorika itu sangat berbahaya serta tidak manusiawi. Mereka ingin membenarkan tindakan deportasi massal," tutur Jimenez.
Menurut Pew Research Center, ICE menangkap lebih dari 143.000 orang pada tahun 2017 --jumlah ini naik 30 persen dari tahun 2016--
"Sekarang, Anda melihat agen ICE menyasar keluarga, memisahkan anak-anak dari orang tua mereka," Jimenez menambahkan.
"Mereka melakukan hal-hal yang tidak mereka lakukan sebelumnya. Agen hari ini menghentikan orang-orang di jalanan, pergi ke tempat-tempat ibadah dan sekolah, Anda dapat melihat mereka di mana-mana sekarang."
Menggemakan sentimen Jimenez, the Southern Border Community Coalition merilis sebuah pernyataan, menyerukan akuntabilitas dari pengelola perbatasan.
"Sudah terlalu lama, agen Patroli Perbatasan telah meneror komunitas kami, meninggalkan jejak kematian dan pelecehan tanpa akuntabilitas yang berarti," kata kelompok itu.
Karina Alvarez, pendiri Laredo Immigrant Alliance, mengatakan retorika Trump terhadap para imigran telah membuat tampil berani di kota-kota perbatasan.
"Dia menggambarkan kita hari itu sebagai hewan dan lihat sekarang, mereka menembak kita seperti binatang," kata Alvarez.
https://www.liputan6.com/global/read/3540220/patroli-perbatasan-amerika-serikat-tembak-mati-perempuan-guatemalaBagikan Berita Ini
0 Response to "Patroli Perbatasan Amerika Serikat Tembak Mati Perempuan Guatemala"
Post a Comment