:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2214776/original/040521600_1526398052-rumah_terduga_teroris.jpg)
Liputan6.com, Palembang - Aksi terorisme yang kembali mencuat di Indonesia usai rentetan ledakan bom yang terjadi di Surabaya, juga turut diwaspadai di Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan, beberapa fakta mengejutkan mengungkap bahwa mahasiswa di Sumsel ternyata rentan terdoktrin terorisme.
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme yang dibentuk dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Sumsel mengantongi hasil survei yang dilakukan pada 2015 lalu.
Menurut Feriansyah, Koordinator Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Sumsel, dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Sumsel, persentase potensi mahasiswa disusupi paham radikalisme cukup tinggi.
"Sebanyak 55,56 persen potensi radikal yang bisa disusupi ke mahasiswa di Sumsel. Karena persepsi mahasiswa tentang paham radikal dan ketertarikannya sangat tinggi," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa, 15 Mei 2018.
Pada tahun 2017, forum ini juga melakukan survei daya tangkal terhadap aksi terorisme. Hasilnya berada di angka 56 persen, yaitu sedang menuju ke tinggi. Jumlah persentase ini dinilai masih belum terlalu kuat menangkal aksi dan paham terorisme di Sumsel.
Angka tersebut, ucap dia, bisa saja menurun dan masuk ke zona merah, jika seluruh masyarakat dan aparat yang terkait tidak bersinergi memerangi aksi terorisme di lingkungan tempat tinggal.
Ada lima kabupaten/kota yang sudah diteliti, yaitu Kota Prabumulih, Kota Lubuklinggau, Kota Pagaralam, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.
"Kita melakukan survei ke masyarakat dengan lima variabel riset, yaitu keamanan, kepercayaan terhadap hukum, kesejahteraan, kebebasan, dan kearifan lokal," katanya.
https://www.liputan6.com/regional/read/3526917/survei-mahasiswa-rentan-terdoktrin-paham-terorismeBagikan Berita Ini
0 Response to "Survei: Mahasiswa Rentan Terdoktrin Paham Terorisme"
Post a Comment