:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2272911/original/080615700_1531055301-EMBUN_ES_DI_TANAMAN_KENTANG_3-Muhamad_Ridlo.jpg)
Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Setyo Aji Prayoedhi menerangkan fenomena embun es nyaris muncul tiap tahun. Namun, BMKG sendiri tak bisa memperkirakan waktu tepat kapan embun es bakal muncul.
Hanya saja, sejumlah parameter bisa menjadi tanda munculnya embun es. Antara lain, suhu siang rata-rata yang turun kisaran 10-12 derajat Celcius. Bisa dipastikan, pada dini hari suhu akan turun lagi di kisaran lima derajat Celsius. Saat itu lah, embun es berpotensi muncul embun es.
"Embun es akan di dekat permukaan tanah. Embun yang menempel di rumput atau tanaman kentang itu membeku," Setyo Aji menerangkan.
Ia juga tak bisa memastikan apakah setelah muncul embun es pada Jumat lalu, bakal muncul kembali embun es pada kemarau yang diprediksi berlangsung hingga Oktober ini. Sebabnya, Juli dan Agustus adalah puncak kemarau.
Namun, ia menyebut pada Agustus peluang munculnya embun es masih bisa terjadi, dengan prasyarat kembali terjadi suhu yang berada di titik beku. "Kalau suhunya turun lagi yang mungkin," dia menambahkan.
Karena itu, ia pun mengimbau agar petani mewaspadai kemungkinan embun es dengan tidak menanam kentang saat musim kemarau. Jika pun tetap menanam, petani diminta untuk memperhatikan informasi cuaca dan iklim agar saat embun es berpotensi muncul, tanaman kentang sudah berusia tua dan resisten.
"Informasinya kan bisa lewat PPL ya. Jadi nantinya dampak untuk petani tidak besar," imbuhnya.
Sebelumnya, Jumat dini hari lalu, embun es menyelimuti kawasan cukup luas. Embun es dilaporkan muncul di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng, Kulon Batur, Banjarnegara, hingga Bukit Sikunir, Desa Sembungan, Kecamatan Kejajajar, Kabupaten Wonosobo, yang juga masih satu kawasan di Dataran Tinggi Dieng.
https://www.liputan6.com/regional/read/3582563/nestapa-petani-di-balik-indahnya-fenomena-embun-es-diengBagikan Berita Ini
0 Response to "Nestapa Petani di Balik Indahnya Fenomena Embun Es Dieng"
Post a Comment