Search

Mengharap Berkah Api Abadi Waisak

Liputan6.com, Semarang - Perayaan Waisak selalu dipusatkan di Candi Borobudur dan Candi Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Setiap tahun yang menjadi pembeda adalah pengambilan api Waisak. Jika tak diambil dari kawasan Jumprit, Kabupaten Temanggung, maka akan mengambil dari kawasan Mrapen di Kabupaten Grobogan.

Waisak tahun 2018, api diambil dari kawasan Mrapen. Sumber api yang tak pernah padam, meski diguyur hujan badai yang lebat, menjadi salah satu pertimbangan dipilihnya lokasi ini.

Ratusan Banthe (Bhikku Sangha), Bhikku, Biksu, dan Lama menggelar doa di lokasi sumber api yang tidak pernah padam tersebut. Mereka menggelar Puja Bhakti dengan upacara dari majelis seperti Sangha Theravada, Sangha Mahayana, Sangha Tantrayana, Majelis Tri Dharma, Sangha Kasogatan, Majelis Mapanbumi, Sangha Madha Tantri, dan Sangha Mahanikaya dari sejumlah wihara di Jawa Tengah.

Ritual dilanjutkan pengambilan api alam di areal sumber api. Api ini akan dibawa secara maraton  ke Candi Mendut. Pengambilan api melibatkan pendeta Buddha yang hadir.

Menurut ketua pengambilan api suci Waisak, David Herman Jaya, api dari Mrapen melambangkan pancaran cahaya gemerlapan dalam kegelapan.

"Menghapus kesuraman dan memberi semangat menembus ketidaktahuan dalam kehidupan,” kata David Herman Jaya, ketua pengambilan api alam Waisak Nasional 2562 BE/2018, Minggu, 27 Mei 2018.

Dengan perlambang api alam, diharapkan umat Buddha menemukan pelita dalam dasar hati sanubarinya, suatu cahaya cinta kasih dan welas asih. Karena api ini lekat dengan kisah penyebaran agama Islam, maka dengan digunakannya sebagai api suci Waisak, diharapkan mampu menjadi simbol penghormatan terhadap keberagaman.

"Nanti akan menerangi bangsa untuk keluar dari kegelapan," kata David.

Sekda Kabupaten Grobogan Moh Soemarsono menjelaskan, api merupakan salah satu elemen alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Api merupakan simbol kehidupan, terang, hasrat dan semangat yang membuat pancaran cerah dan menghapus suram menjadi terang bersahaja.

"Sifat yang membakar, bermakna bahwa manusia hidup hendaknya harus senantiasa bersemangat," kata Sumarsono.

Panas api dimaknai bahwa hidup pasti penuh masalah, namun dengan banyak aksi tidak akan terbakar oleh masalah.

"Kitalah yang mengendalikan masalah sehingga semua menjadi tenteram,” kata Sumarsono.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Simak video pilihan berikut :

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/3541243/mengharap-berkah-api-abadi-waisak

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Mengharap Berkah Api Abadi Waisak"

Post a Comment


Powered by Blogger.