:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1681164/original/053682400_1502866894-Hari-Kemerdekaan-RI4.jpg)
Ia menyesalkan kejadian ini. Menurutnya, anak-anak dengan pondasi agama dan mental yang belum kuat akan mudah tersusupi. "Harusnya anak-anak ini juga dikuatkan ilmu-ilmunya terkait nilai-nilai kebangsaan," jelasnya.
Pemkot Batam, menurut Aman, masih lemah dalam mengawasi penyebaran radikalisme di sekolah.
"Seharusnya Pemkot Batam lebih proaktif mengawasi sistem pendidikan, bahkan paham ini sudah masuk ke sekolah dan dibiarkan saja. Jangan sampai ada menyusup kegiatan dengan menggunakan simbol-simbol organisasi yang dilarang oleh Indonesia, maka akan bahaya," katanya.
Ia juga menyoroti peran Kesbangpol yang bertugas mengawasi setiap organisasi di Batam. "Kota Batam menurut saya begitu masif juga dengan keamanan seperti ini. Kita berharap Pemkot Batam melalui dinasnya benar-benar mengontrol," dia menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Bahwa agama itu menghargai perbedaan, harus toleran. Jadi kalau yang dimaksud itu mata pelajaran tidak akan tapi kalau kurikulum iya. Sekarang tinggal menguatkan saja," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Radikalisme Masuk Sekolah, Upacara Tanpa Bendera Merah Putih dan Lagu Indonesia Raya"
Post a Comment