Liputan6.com, Pekanbaru - Kepolisian Resort Kampar, Provinsi Riau berhasil membongkar rekayasa kasus perampokan yang berujung pada pembuatan laporan palsu dengan melibatkan seorang pegawai negeri sipil (PNS) setempat.
Kapolres Kampar, AKBP Andri Ananta Yudhistia menjelaskan terdapat tiga tersangka yang ditangkap dalam sindikat rekayasa kasus tersebut. Ketiganya adalah BB (34), seorang PNS Kantor Camat Bangkinang dan dua rekannya RW (20) dan IF (28).
"BB berusaha merekayasa kasus perampokan sehingga seolah-olah menjadi korban dengan membuat laporan palsu," katanya di Pekanbaru, Jumat, 13 Juli 2018, dilansir Antara.
Dia menjelaskan kasus itu berawal saat BB si PNS membuat laporan polisi dengan Nomor LP/333/XII/2017/Riau/Res Kampar pada 20 Desember 2017 lalu. Dalam laporannya, BB yang merupakan bendahara di kantor camat itu menyebut dirinya menjadi korban perampokan ketika baru saja mengambil uang senilai Rp 92,4 juta.
Uang yang baru diambil dari Bank Riau-Kepri itu sejatinya digunakan untuk pembayaran gaji RT dan RW serta dana Bantuan Sosial. Masih dalam laporannya, tersangka BB menyebut perampokan yang ia alami terjadi ketika tersangka berhenti di sebuah toko ponsel untuk mengisi pulsa.
Tiba-tiba, ada dua orang, yang tidak lain rekan tersangka merebut uang tersebut dari dalam mobil yang saat itu disimpan di jok bagian depan. Uang itu lantas dibawa kabur si perampok dengan menggunakan sepeda motor.
"Pelaku BB mengaku tidak mengetahui nomor polisi kendaraan yang membawa kabur uangnya tersebut," tuturnya.
Polisi kemudian melakukan serangkaian penyelidikan berdasarkan laporan itu. Sejumlah saksi diperiksa. Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara.
https://www.liputan6.com/regional/read/3588274/fakta-mengejutkan-di-balik-laporan-kasus-perampokan-gaji-rtrw-rp-924-jutaBagikan Berita Ini
0 Response to "Fakta Mengejutkan di Balik Laporan Kasus Perampokan Gaji RT/RW Rp 92,4 Juta"
Post a Comment