Liputan6.com, Tokyo - Hari ini, tepat dua tahun menuju penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada 24 Juli 2020, ibu kota Negeri Matahari Terbit masih dilanda cuaca panas ekstrem, dengan suhu paling tinggi tercatat menyentuh 41,1 derajat Celsius.
Cuaca panas mencapai suhu tertinggi pada Senin, 23 Juli 2018, sekitar pukul 02.16 siang waktu setempat.
Dikutip dari Straits Times pada Selasa (24/7/2018), kondisi tidak biasa itu tercatat paling lama terjadi di Distrik Kumagaya, Prefektur Saitama, yang masih merupakan bagian dari wilayah megapolitan Tokyo.
Suhu tinggi tersebut mengalahkan rekor cuaca panas ekstrem sebelumnya, yakni sebesar 41 derajat Celsius, yang terjadi pada Agustus 2013.
Menurut otoritas Jepang, setidaknya 77 orang, sebagian besar orang tua, dikabarkan meninggal, termasuk seorang murid yang jatuh pingsan sepulang dari sekolah Minggu.
Selain itu, lebih dari 30.000 orang dilarikan ke rumah sakit karena kelelahan akut, dan mengalami gejala stroke, pasca-terkena paparan cuaca panas ekstrem yang terjadi hampir seminggu terakhir.
Cuaca panas tersebut juga dilaporkan kian memperumit distribusi bantuan ke wilayah barat Jepang, yang dua minggu lalu dilanda banjir bandang dan tanah longsor. Bencana itu setidaknya menewaskan 222 korban jiwa, serta membuat ribuan orang mengungsi dari rumah mereka.
Sementara itu, hitung-hitungan dampak bencana oleh stasiun televisi NHK menunjukkan bahwa rata-rata 38 warga Tokyo meninggal karena cuaca panas ekstrem bulan ini, dengan 21 kasus di antaranya terjadi antara Jumat dan Minggu.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cuaca Panas Ekstrem Hingga 41,1 Derajat Celsius Melanda Jepang, 77 Orang Tewas"
Post a Comment