Search

Ironis, Krisis Air Bersih Ancam Masyarakat di Jantung Hutan Gunung Slamet

Pegiat Kompleet, Dhani Armanto menyebut, data di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Banyumas memperlihatkan dalam kurun waktu sepuluh tahun, dari 2001-2011 terdapat 1.321 mata air yang hilang.

Ia juga menilai, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Gunung Slamet menjadi ancaman serius terhadap keberadaan sumber mata air masyarakat. Keberadaan proyek geothermal itu akan mempercepat rusaknya hutan (deforestasi) dan hilangnya ratusan mata air yang tersisa.

Padahal, menurut Dhani, hutan hujan tropis Gunung Slamet bukanlah kawasan hutan yang bisa dibuat oleh manusia. Ekosistem hujan tropis dataran tinggi tersebut terbentuk ribuan tahun secara alami.

Dalam jangka panjang, pembabatan hutan dan alih fungsi hutan dalam jumlah besar akan sangat berpengaruh pada kestabilan ekosistem di Jawa. Pembabatan itu sekaligus akan mengancam kelestarian ribuan hektar hutan tropis Gunung Slamet.

Sebab, dalam analisis yang dilakukan oleh Kompleet, sedikitnya proyek ini pada tahap eksplorasi dan eksploitasi akan membuka sekitar 600 hektar lahan. Luasan itu memperhitungkan pembukaan akses jalan, landasan pengeboran, jalur pipa, embung dan fasilitas penunjang lainnya ketika PLTP telah beroperasi.

Belum lagi jika terjadi kegagalan pada sumur bor awal, akan dilakukan pengeboran di titik lain. Itu tentu berpotensi memperluas hutan lindung tropis yang rusak.

Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk proyek panas bumi di Gunung Slamet yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2012 adalah 44 hektare. Namun, terjadi penambahan luasan pada Oktober 2016 dengan keluar izin baru seluas 488,28 hektare.

Celakanya, Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi di Gunung Slamet yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM adalah 24.660 hektare yang 90 persennya berada di kawasan hutan lindung.

"Kalau sampai eskploitasi, area terdampaknya, itu mulai dari Kaligua, sampai ke sumur paling timur. Itu di bagian atas Sungai Banjaran. Itu terus sampai ke bawah. Dari ketinggian, areal yang terdampak ya, ketinggian 2500 mdpl sampai mendekati kota purwokerto," ucap Dhani, kepada Liputan6.com, Mei 2017.

Dia menerangkan, hilangnya hutan juga meningkatkan resiko bencana alam. Dari hasil penelitian Corey-bradshaw pada 2007, setiap sepuluh persen hutan ditebang, potensi bencana tanah longsor, banjir dan kekeringan meningkat lima sampai delapan persen.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/regional/read/3581787/ironis-krisis-air-bersih-ancam-masyarakat-di-jantung-hutan-gunung-slamet

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Ironis, Krisis Air Bersih Ancam Masyarakat di Jantung Hutan Gunung Slamet"

Post a Comment


Powered by Blogger.