Starbucks terkenal akan menu mereka yang identik dengan kopi, sementara Indonesia juga terkenal akan kekhasan biji kopinya. Lantas, bagaimana hubungan keduanya berkembang?
Ketua Umum Gabungan Eksportir Kopi Indonesia Hutama Sugandhi mengatakan, gerai kopi asing seperti Starbucks memang mengambil sebagian bahan baku kopinya dari Indonesia. Namun, biji kopi tersebut tidak langsung digunakan digerainya di dalam negeri, melainkan dikirim ke AS.
"Starbucks itu mengambil biji kopi sebagian dari Indonesia, kemudian mereka campur di negara asalnya, kemudian diproses dan dikembalikan ke sini," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Menurut dia, Starbucks lebih banyak mengambil biji kopi jenis Arabika, yang berasal dari wilayah Sumatera Utara. Jumlah biji kopi yang diserap oleh Starbucks mencapai 50 ribu ton per tahun.
"Jenisnya Robusta dan Arabika, tapi paling besar Arabika karena ke AS. Itu diambil dari daerah Sumatera Utara. Dia mengambil kurang lebih 40 ribu-50 ribu ton. Dia campur dengan kopi dari negara lain kemudian dikembalikan ke Indonesia," jelas dia.
Menurut Hutama, pasar Indonesia yang besar memang menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing yang bermain di sektor usaha gerai kopi. Terlebih saat ini meminum kopi sudah menjadi sebuah gaya hidup.
"Dengan adanya lifestyle membuat orang yang bukan peminum kopi jadi peminum. Kopi ini juga sehat," tandas dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3584863/mulai-2020-starbucks-setop-pakai-sedotan-plastikBagikan Berita Ini
0 Response to "Mulai 2020, Starbucks Setop Pakai Sedotan Plastik"
Post a Comment