Liputan6.com, Jakarta - Berbeda dengan negara lainnya, Mongolia menghadapi jurang kesenjangan gender antara wanita dengan pria. Di negara tersebut, banyak wanita terdidik yang mengeluh kurangnya laki-laki yang memenuhi syarat mereka. Ini disebabkan oleh upaya orang tua setempat untuk memprioritaskan investasi dalam pendidikan putri mereka. Fenomena yang terjadi Mongolia ini terbilang unik karena merupakan kebalikan dari apa yang terjadi di banyak negara patriarki.
Tren tersebut telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir. Ini bersumber dari kepercayaan orang tua bahwa perempuan akan lebih memperhatikan mereka di masa tua. Sementara itu, anak laki-laki malah dididik agar mereka dapat menggiring ternak.
Sebagian besar wanita yang belajar di universitas biasanya memilih untuk tinggal di ibukota Mongolia, Ulaanbaatar untuk bekerja. Sementara para wanita Mongolia yang berpendidikan itu tak memiliki masalah harus menempuh jarak jauh untuk belajar, menemukan pasangan adalah cerita yang berbeda. Hal ini dikarenakan pria berpendidikan kebanyakan berada di ibu kota. Padahal, negara itu memilih wilayah yang cukup luas.
Mengutip dari Guardian, berdasarkan kantor statistik negara, tingkat pernikahan di Ulaanbaatar telah turun dari 22,9 per 1.000 orang pada tahun 2007 menjadi hanya 8,9 per 1.000 orang pada tahun 2016. Meskipun jumlah lebih dari 60 ribu wanita dibanding pria di kota dengan 1,5 juta populasi mungkin tidak terlihat signifikan secara statistik, perbedaannya terlihat lebih jelas di sekolah dan di tempat kerja.
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3575141/terlalu-pintar-dan-mandiri-wanita-di-negara-ini-sulit-dapatkan-suamiBagikan Berita Ini
0 Response to "Terlalu Pintar dan Mandiri, Wanita di Negara Ini Sulit Dapatkan Suami"
Post a Comment