Liputan6.com, Wellington - Beberapa rumah sakit di Selandia Baru menghentikan kegiatan operasional, menyusul aksi mogok kerja yang dilakukan oleh lebih dari 30.000 tenaga medis di negara itu.
Aksi mogok yang dimulai sejak Kamis siang waktu setempat, direncanakan berlangsung selama 24 jam, atau lebih, tergantung hasil tuntutan mediasi dengan pemerintah.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (12/7/2018), pembahasan sebelumnya antara tenaga medis dan pihak pemerintah menemui jalan buntu. Terakhir kali mereka bertemu pada Rabu, 11 Juli 2018, tidak membuahkan hasil konkret, kecuali janji isu terkait akan diupayakan penyelesaiannya segera.
Para petugas medis, yang mayoritas terdiri dari perawat, menyerukan garis besar protes bertajuk "Adil bagi Mereka yang Peduli" dalam aksi unjuk rasa terbesar di sektor kesehatan Selandia Baru, yang pernah terjadi selama lebih dari 30 tahun terakhir.
Mereka mengatakan kerap bekerja ekstra, namun mendapat upah yang kurang layak. Mereka juga menyebut bahwa sektor pekerjaan yang dilakoni sangatlah rawan terhadap risiko stres dan kelelahan.
"Kami juga manusia, pasti merasa lelah jika bekerja terlalu keras. Bagaimana kami bisa memberikan pelayanan maksimal untuk pasien, jika hak kami tidak sepenuhnya diperhatikan," ujar salah seorang demonstran di ibu kota Wellington.
Di sisi lain, Perdana Menteri Winston Peters mengatakan pemerintah "sangat, sangat kecewa" bahwa tawaran terbaru berupa kenaikan upah 12,5 persen ditolak.
Ia juga menyayangkan demonstran tidak memahami bahwa upaya penyelesaian krisis yang telah berlangsung sembilan tahun, sejak pemerintahan sebelumnya, membutuhkan waktu tidak sedikit.
Ditambahkan oleh PM Peters, meski anggaran bulan Mei dilaporkan surplus, namun hal itu tidak bisa serta merta dilimpahkan ke penyesuaian upah tenaga medis.
"Ada beberapa hal tidak terduga yang butuh pembiayaan khusus, seperti saat ini, kami berupaya mengendalikan penyebaran virus mycoplasma bovis, yang menyerang sapi-sapi," jelas PM Peters.
"Beri kami waktu ... itu bukan berarti kami tidak bersedia, kami belum mendapatkan uang," lanjutnya.
Pemerintah Selandia Baru tengah mengusulkan anggaran baru untuk gaji tenaga medis, yakni lebih dari setengah miliar dolar. Di saat bersamaan, anggota Organisasi Perawat setempat menuntut kenaikan antara 12,5 persen hingga 15,9 persen, yang diminta segera dimplementasikan dalam jangka dua tahun.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Unjuk Rasa Terbesar dalam 30 Tahun, 30.000 Tenaga Medis Selandia Baru Mogok Kerja Demi Naik Upah"
Post a Comment