Liputan6.com, Tokyo - Pemerintah kota Iga di Jepang Tengah kewalahan untuk menolak ratusan ninja yang melamar pekerjaan. Para ninja tersebut mendaftarkan diri untuk menjadi pembunuh tradisional: berpakaian serba hitam, bersenjatakan sebilah samurai dan menerkam sasarannya tanpa diketahui.
Kehebohan itu dimulai minggu lalu, ketika wartawan National Public Radio (NPR) --organisasi media non-profit yang didanai secara pribadi dan didanai publik dan berbasis di Washington-- melaporkan bahwa Jepang sedang kekurangan pekerja karena menurunnya tingkat kelahiran di negara itu.
Laporan tersebut mengutip pernyataan Wali Kota Iga, Sakae Okamoto, yang mengatakan bahwa kekurangan tenaga kerja di Negeri Sakura menghambat usaha otoritas setempat untuk membangun museum kedua yang dipusatkan pada kehidupan para ninja. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (27/7/2018).
Selain kurangnya pekerja bangunan, kota Iga juga membutuhkan orang-orang yang bisa berperan sebagai ninja untuk lebih meyakinkan pengunjung nantinya, sebab Iga terkenal karena menjadi kota asal sebuah klan ninja ternama.
Walaupun laporan radio itu menyebutkan para ninja bisa mendapat gaji sampai US$ 85.000 (Rp 1,2 miliar), tapi tidak disebutkan bahwa kota Iga memang sedang mencari ninja untuk dipekerjakan di Jepang.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Diserbu Ninja yang Melamar Kerja, Pemerintah Kota Iga di Jepang Kewalahan"
Post a Comment