:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1928348/original/099118000_1519371110-1.jpg)
Di sisi lain, Maassen mengatakan bahwa investasi asing dapat memperluas lapangan kerja, sekaligus memberi keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi Jerman.
"Tetapi kita juga harus melihat bahwa investasi tertentu, secara langsung, dalam teknologi, juga dapat memicu risiko keamanan domestik," katanya.
Menurutnya, jangan karena sokongan dana segar, terjadi pembiaran perusahaan-perusahaan Eropa di sektor infrastruktur penting, sumber daya, teknologi sensitif dan informasi rahasia, jatuh di bawah kontrol asing.
Karl Wendling, seorang pejabat senior di Kementerian Ekonomi Jerman, mengatakan bahwa akuisisi perusahaan Jerman oleh China selalu terjadi pada tingkat penawaran yang tinggi, yakni rata-rata US$ 14 miliar (sekitar Rp 192 triliun) dalam dua tahun terakhir.
"Sekitar tiga tahun lalu, investasi China tidak lebih dari US$ 500 juta," jelas Wendling.
Sementara itu, Uni Eropa tengah mendapat tekanan keras dari Jerman, Prancis, dan Italia, untuk menyelesaikan mekanisme kontrol pengambialihan kendali oleh investor asing.
Ditambahkan oleh Wendling, isu tersebut menjadi sangat mengkhawatirkan jika dikaitkan dengan China.
Sebagaimana diketahui, perusahaan-perusahaan swasta di China diminta untuk berbagi data dengan pemerintah. Selain itu, mereka juga diwajibkan tunduk pada kebijakan yang diterapkan oleh Partai Komunis, satu-satunya partai politik yang berkuasa.
"Kami mendukung investasi asing, tetapi kami tidak naif," tegas Wendling.
https://www.liputan6.com/global/read/3448712/kepala-intelijen-jerman-waspada-jangan-sampai-china-kendalikan-teknologi-negara-iniBagikan Berita Ini
0 Response to "Kepala Intelijen Jerman: Waspada, Jangan Sampai China Kendalikan Teknologi Negara Ini"
Post a Comment