:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2082472/original/038559900_1523621775-liv.jpg)
Kala menundukkan Dundee United di fase semifinal Piala Champions 1983-1984, AS Roma memiliki skuat yang dianggap satu di antara terbaik sepanjang sejarah mereka. Pada posisi kiper, Pelatih Nils Liedholm memercayakan pada Franco Tancredi. Bek tengah berisi duet tangguh, Dario Bonetti dan Ubaldo Righetti, plus bek kanan Sebastiano Nela dan bek kiri, Aldo Maldera.
Liedholm mengaplikasikan pola 4-3-3. Tiga pemain di sektor tengah berisi para pekerja keras kreatif seperti Paulo Roberto Falcao, Toninho Cerezo dan si pemilik nomor punggung 10, Agostino Di Bartolomei.
Sementara tiga pemain lincah yang memiliki daya gempur tinggi antara lain Roberto Pruzzo, Bruno Conti dan Francesco Graziani. Komposisi tersebut membuat Nils Liedholm memiliki kekuatan merata, sesuatu yang musim ini dimiliki Eusebio Di Francesco.
Sayang, pada waktu itu ambisi menjadi juara di rumah sendiri, Stadion Olimpico, Roma, tak berujung manis. Pada babak final, AS Roma kalah dari Liverpool melalui adu penalti, dengan skor 4-2. Saat waktu normal, kedua tim berbagi skor 1-1.
Kini, AS Roma sedang menapaki ambisi yang sama seperti lebih dari tiga dekade lalu. Namun, mereka harus bekerja keras, karena sang lawan adalah tim yang dulu mengubur mimpi Il Lupi menjadi jawara Eropa di rumah sendiri.
Sumber: Bola.com
Semifinal Liga Champions, Real Madrid Vs Bayern Munchen
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Momen Positif AS Roma saat Kali Terakhir di Semifinal Piala Champions"
Post a Comment