:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1822292/original/045852300_1515207392-Ultah-Mooryati-Soedibyo1.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sepakat bekerjasama dengan China, salah satunya pengembangan kendaraan listrik. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya dua nota kesepahaman dan lima kontrak kerja sama antara perusahaan-perusahaan dari kedua negara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dua nota kesepahaman yang berhasil disepakati adalah menyangkut pengembangan mobil dan motor listrik, serta pengembangan Tanah Kuning Mangkupadi Industrial Park di Kalimantan Utara.
"Kami tidak ingin hanya bicara, bicara, dan bicara saja. Tapi kami ingin melihat implementasi,” kata Luhut, di Jakarta, Sabtu, (14/4/2018).
Untuk kontrak kerja sama pertama yang ditandatangani terkait pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kayan senilai USD 2 miliar. Kontrak yang kedua adalah pengembangan industri konversi dimethyl ethercoal menjadi gas, dengan nilai kontrak senilai USD 700 juta.
Kontrak ketiga merupakan perjanjian investasi perusahaan gabungan (joint venture) untuk PLTA di Sungai Kayan senilai USD 17,8 miliar dan yang keempat adalah juga perjanjian investasi joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali dengan nilai kontrak USD 1,6 miliar.
Sedangkan kontrak kelima terkait pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan investasi USD 1,2 miliar.
"Kami ingin melihat terus terjalinnya kerja sama antar investor dari kedua negara, tidak hanya antar pemerintah saja,” tutur Luhut.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3454591/ri-gandeng-china-kembangkan-kendaraan-listrik-hingga-pembangkitBagikan Berita Ini
0 Response to "RI Gandeng China Kembangkan Kendaraan Listrik hingga Pembangkit"
Post a Comment