Peristiwa itu adalah Isra’ Mi’raj. Rasulullah saat itu mengaku telah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha, dalam waktu semalam.
Pada zaman itu, perjalanan secepat itu seolah mustahil. Sebab itu, banyak yang menggapnya tak masuk akal.
Namun, ada yang langsung mempercayai Rasul. Dia adalah Abu Bakar. Abu Bakar Assyidiq tetap percaya di tengah sejumlah kalangan yang meragukan pengakuan sang Rasul.
“Kemudian secara ilmiah dikembangkan dengan ilmu fisika. Relatifitas dan segala macam. Ini kemudian jadi fiksi ilmiah. Jadi pemahaman fiksi yang dia maksud itu bukan, kebohongan. Fiksi itu, bisa juga menjadi kebenaran,” dia menerangkan.
Menurut Dahnil, dalam konteks ini lah Rocky mengistilahkan fiksi. Fiksi, jika diyakini, maka akan menjadi kebenaran. Fiksi yang diamini adalah sesuatu yang ghoib. Dan Ghoib, dalam ajaran Islam adalah sesuatu yang diyakini keberadaannya.
Nah jika fiksi itu kemudian diyakini. Satu-satunya orang mempercayai pengakuan Rasul berjalan dalam satu malam dari Baitul Muharam ke Masjidil Aqsa dan ke Sidratul Muntaha, itu adalah Abu Bakar.
“Bahkan ia disebut sebagai Al Amin. Nah itu fiksi yang diamini, itu adalah sesuatu yang ghoib. Ghoib itu kan dianggap fiksi. Tetapi kalau itu diyakini, maka itu menjadi kebenaran, dia menjadi keyakinan, dia menjadi agama,” dia menegaskan.
https://www.liputan6.com/news/read/3455311/dahnil-muhammadiyah-yang-disebut-rocky-gerung-itu-fiksi-bukan-alquranBagikan Berita Ini
0 Response to "Dahnil Muhammadiyah: Yang Disebut Rocky Gerung Itu Fiksi Bukan Alquran"
Post a Comment