Indonesia pernah berada di posisi tersebut pada 1990-an dengan jumlah produksi minyak mentah sekitar 1,6 juta barel per hari, dan konsumsi sekitar 800.000 barrel per hari. Namun sekarang sudah berubah, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
"Sekarang Indonesia sudah tidak menjadi pengekspor minyak mentah lagi dan sudah keluar dari Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) di tahun 2008," ungkap Arya.
Pada 2015, Presiden Joko Widodo memang menginginkan Indonesia kembali bergabung ke OPEC, tapi hal tersebut dibatalkan. Fakta baru, kebutuhan minyak mentah pada 2018 meningkat tajam dibandingkan pada 1990-an.
Kebutuhan minyak mentah sudah berada di angka sekitar 1,6 juta barel per hari, sedangkan produksi sekitar 800 ribu barel per hari.
Minyak mentah sekitar 800 ribu barel per hari juga tidak diproduksi sepenuhnya oleh Pertamina. BUMN ini hanya memproduksi 200 ribu barel per hari, sedangkan 200 ribu lagi milik pemerintah yang diolah di kilang Pertamina.
"Sekitar 400 ribu barrel sisanya milik perusahaan hulu migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) dan bukan milik negara lagi. Sisa konsumsi yang dibutuhkan Indonesia, harus dibeli dari luar," ujarnya.
https://www.liputan6.com/regional/read/3438916/mitos-bbm-pertamina-yang-belum-banyak-diketahui-masyarakat-indonesiaBagikan Berita Ini
0 Response to "Mitos BBM Pertamina yang Belum Banyak Diketahui Masyarakat Indonesia"
Post a Comment