Search

HEADLINE: Prabowo Colek Ahok hingga Kudeta, Cek Ombak Sebelum Pilpres?

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto melontarkan sejumlah ucapan kontroversial beberapa hari ini. Belum hilang soal omongan Indonesia akan bubar di 2030, mantan Danjen Kopassus itu mengeluarkan statemen keras lainnya.

Prabowo menyebut 80 persen kekayaan negara hanya dikuasai satu persen golongan. Dia mengatakan, setelah sekian lama merdeka, bangsa Indonesia tidak menikmati kekayaannya.

Tak cukup, Prabowo juga mengaku menyesal tidak melakukan kudeta pada 1998 dulu. "Terus terang saja, dalam hati nyesel juga kenapa dulu tidak kudeta, lihat negara kayak begini sekarang," ujar Prabowo.

Terakhir, di hadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Gerindra di Depok, Prabowo mengaku terang-terangan menyesal mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012Dulu saya tunjuk Ahok. Saya salah, saya minta maaf," kata Prabowo, Minggu 1 April 2018.

Dia mengatakan, tidak ada alasan lain mengusung Ahok di Pilkada DKI, kecuali ingin menunjukkan perwujudan Pancasila. "Hanya ingin menunjukkan Pancasila. Itu maksud saya," kata dia.

Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, apa yang dilakukan Prabowo Subianto adalah hal wajar mengingat saat ini sudah masuk tahun politik.

"Tapi apakah itu efektif? Menurut saya malah jadi bumerang buat dia," ujar Yunarto saat dihubungi Liputan6.com, Senin 2 April 2018.

Yunarto menyatakan, Prabowo belakangan ini lebih banyak menempatkan dirinya sebagai kritikus besar tanpa solusi.

"Ini seperti langkah putus asa Prabowo. Seharusnya seorang oposisi bisa mengambil sikap ketika ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang sifatnya kontroversial," ujar dia.

Prabowo, lanjut dia, seharusnya bisa mengambil sikap lebih jelas kemudian masuk sebagai penawar solusi. "Sayangnya posisi itu malah lebih banyak diambil SBY. Kita lihat SBY lebih berani berbicara isu-isu sifatnya spesifik, bahkan berani keliling safari politik. Itu jauh lebih efektif," ujar dia.

Yunarto menyatakan, Prabowo seperti berhenti di level kritikus. Orang hanya melihat dia sebagai kritikus besar, bukan negarawan apalagi pemberi solusi. Padahal ketika orang ingin berbicara mengenai insentif electoral yang dicari masyarakat adalah pemberi solusi.

"Itu yang tidak dimanfaatkan Prabowo. Seperti Amien Rais jadi seorang kritikus. Seperti itu saja," ujarnya.

Infografis Komentar Keras Prabowo

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan, kritik yang dilontarkan Prabowo Subianto kepada pemerintah tidak bermaksud mencari perhatian rakyat. Menurut dia, sikap itu sejak dulu sudah ada pada diri Prabowo.

"Dari dulu Pak Prabowo Subianto ngomong selalu begitu. Saya kira sejak kenal Pak Prabowo hampir 30 tahun lalu, ya kayak begitu sikapnya, ya nasionalis dan konsisten," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 2 April 2018.

Fadli menjelaskan, Prabowo sudah terlalu lama diam dan membiarkan pemerintah bekerja. Karena itu kini waktunya bagi Prabowo untuk menyampaikan fakta sebenarnya di Indonesia.

"Ya karena memang sudah waktunya, karena selama 3,5 tahun lebih Pak Prabowo diam memberikan kesempatan kepada pemerintah bekerja. Tidak ada sedikit pun komentar-komentar miring," ungkap dia.

"Sekarang saya kira sudah waktunya untuk sampaikan apa adanya, demi kemaslahatan umat bangsa rakyat, seluruh masyarakat lah," imbuh Fadli.

Menurut Fadli apa apa yang disampaikan Prabowo sebagai bagian dari cek ombak sebelum maju Pilpres 2019.

"Kenapa harus ragu. Sekarang ini toh Pak Prabowo termasuk dua besar  sebagai pesaing Pak Jokowi dalam hal pencalonan presiden. Insyaallah kami tetap yakin," ujar dia.

Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade menambahkan, kritikan Prabowo merupakan bentuk penegasan bahwa dia berbeda dengan elite politik saat ini.

"Pak Prabowo ingin menggambarkan, saya Prabowo Subianto konsisten bela rakyat kalau saya berkuasa akan mengedepankan kepentingan rakyat berbeda dengan elite sekarang," ujar Andre, Senin 2 April 2018.

Andre menegaskan tidak ada nama lain dari Gerindra yang akan maju pilpres. Prabowo, menurutnya tidak akan bisa dihentikan oleh apapun untuk menjadi capres di 2019.

"Insya Allah maju, yang menghentikan pak Prabowo itu ajal. Jadi Gerindra tidak punya opsi lain selain Prabowo jadi masyarakat tak ragu prabowo mau dukung siapa. Fix dukung Prabowo Subianto tidak ada nama lain," kata Andre.

Andre mengatakan Prabowo bersuara lantang agar para elite tersebut mendengar perkataannya. Menurutnya, Prabowo mengharapkan ke depannya para elite tersebut bisa berubah pikiran.

"Inti pernyataan Prabowo agar warning elite revisi kebijakan mereka proasing, prokonglomerat," kata dia.

Saksikan tayangan menarik berikut ini:

Jelang deklarasi capres gerindra

Prabowo Subianto mengatakan dirinya menyesal karena tidak sempat melakukan kudeta.

Let's block ads! (Why?)

http://www.liputan6.com/news/read/3421846/headline-prabowo-colek-ahok-hingga-kudeta-cek-ombak-sebelum-pilpres

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "HEADLINE: Prabowo Colek Ahok hingga Kudeta, Cek Ombak Sebelum Pilpres?"

Post a Comment


Powered by Blogger.