:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1908491/original/086764900_1518870441-SBY8.jpg)
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato saat pengukuhan putranya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada dan Pilpres 2019, Jakarta, Sabtu (17/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Sejatinya, pertemuan antara Wiranto dan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY setelah keduanya tak lagi berkarier di militer, terjadi tak hanya pada Rabu siang kemarin. Pertemuan keduanya juga pernah dilakukan di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Ketika itu, Selasa 1 November 2016, Presiden keenam RI tersebut menyambangi Wiranto di kantornya. Sesuai dengan agenda hari itu, tak ada jadwal pertemuan antara Menko Polhukam Wiranto dan SBY. SBY tiba dengan mobil sedan bernomor seri B 1285 RFT pada pukul 12.15 WIB.
Mengenakan kemeja batik lengan pendek berwarna cokelat, SBY disambut langsung Wiranto. SBY sempat memohon maaf kepada Wiranto karena kedatangannya lebih cepat 15 menit dari rencana.
"Mohon maaf saya terlalu cepat seperempat jam," kata SBY.
Wiranto pun tak mempermasalahkan kedatangan SBY yang disebut lebih cepat dari jadwal. Sebab, Wiranto juga baru saja tiba dari Istana untuk mendampingi Presiden Joko Widodo menerima Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pengurus Pusat Muhammadiyah, dan pengurus Majelis Ulama Indonesia.
"Enggak apa-apa. Saya juga baru dari Istana," kata Wiranto.
Selanjutnya mereka berdua melakukan pembicaraan tertutup. Wiranto sendiri mengatakan itu pertemuan yang biasa, karena SBY juga pernah menjabat sebagai Menko Polsoskam pada era Presiden Abdurrahman Wahid dan Menko Polkam di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Jadi, pertemuan keduanya untuk berbagi pengalaman.
Pada kesempatan lainnya, SBY juga tak sungkan melemparkan pujian untuk Wiranto, meski sebagian kalangan menilai pujian itu politis. Saat itu SBY memberikan apresiasi terhadap pertemuan yang dilakukan Wiranto sebagai Menko Polhukam dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, pada Kamis 9 Februari 2017.
"Ketika saya mendengarkan statement kedua belah pihak, dan mengetahui ada pertemuan itu, terus terang saya sangat bersyukur," ujar SBY usai salat Jumat di Masjid Jami Al-Riyadh di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Jumat 10 Februari 2017.
SBY juga memuji langkah Wiranto sebagai inisiator pertemuan yang menurutnya dilakukan dengan pendekatan yang tak menggunakan kekuatan penguasa.
"Saya mengucapkan terima kasih ya secara pribadi maupun selaku mantan presiden kepada Bapak Wiranto yang telah memberi contoh, bagaimana menjalin silaturahim yang baik, mengatasi masalah, mencari solusi secara bijak, karena pendekatannya mulia, persuasif, pendekatan hati, dan tidak menggunakan pendekatan kekuatan atau kekuasaan, istilah saya Beliau menggunakan softpower dan bukan hardpower," tandas SBY.
Menanggapi pujian tersebut, Wiranto justru menganggap kalimat tersebut lebih tepat jika diberikan kepada pemerintahan Jokowi-JK. Karena apa yang dilakukannya merupakan tugas dan tanggung jawab sebagai pembantu Presiden.
"Pujian itu agak kurang tepat, karena seharusnya ditujukan pada pemerintahan Jokowi-JK. Karena apa pun yang saya lakukan selalu dilaporkan pada Presiden dan dikoordinasikan ke Kapolri dan kementerian atau lembaga terkait," kata Wiranto, Minggu 12 Februari 2017.
Di sisi lain, Wiranto juga memperlihatkan kalau dia punya rasa hormat pada yuniornya itu. Misalnya, dia tak ragu mengucapkan selamat ulang tahun untuk SBY sembari memuji 10 tahun masa pemerintahan pria asal Pacitan, Jawa Timur itu.
"Selamat berulang tahun yang ke-65 pak @SBYudhoyono. Terima kasih telah memimpin Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berdaulat," tulis mantan Panglima TNI itu di akun Twitter pribadinya @wiranto1947, Selasa 9 September 2014.
Pada kesempatan lain, Wiranto berkeluh-kesah tentang posisinya yang tak menguntungkan sebagai Panglima TNI ketika negara sedang dilanda masalah.
"Saya tidak beruntung jadi Panglima TNI saat negara rusuh," kata Wiranto di Kantor Centre for Strategic and International Studies, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin 29 September 2015.
Menjadi Panglima TNI sejak 16 Februari 1998 hingga 26 Oktober 1999, Wiranto sempat kaget ketika mengemban tugas. Baru beberapa bulan dilantik, mantan ajudan Presiden Soeharto ini harus menghadapi kasus penculikan aktivis yang disusul krisis ekonomi.
Namun, dia mengaku beruntung karena punya perwira yang bisa diandalkan, sehingga bisa menjalan tugas sebagai Panglima TNI dengan baik.
"Saya dikelilingi para perwira yang out of the box, seperti Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," jelas Wiranto.
Cerita ini terhubung dengan pengakuan SBY saat diwawancarai Metro TV. Dia mengaku bahwa hubungannya dengan Wiranto baik-baik saja.
"Hubungan saya dengan Beliau sebenarnya baik. Tak ada suatu peristiwa atau isu yang memecah silaturahim saya dengan Pak Wiranto," kata SBY, Rabu 25 Februari 2009.
Dalam kesempatan itu, SBY juga mengakui Wiranto adalah penyelamat kariernya di TNI. Wiranto adalah sosok yang meyakinkan Presiden Soeharto dan BJ Habibie untuk tidak menarik dirinya ke pemerintahan dan tetap di TNI sebagai Kassospol ABRI.
Reporter: Renald Ghiffari
Bagikan Berita Ini
0 Response to "HEADLINE: SBY Bertemu Wiranto, Demokrat Mendekat ke Kubu Istana?"
Post a Comment