"Ada indikasi peningkatan temperatur Kawah Sileri sedikit. Belum dianalisis, tetapi kita kalau secara manual ada indikator yang lain. Besok lebih lengkap. Kalau sekarang data-datanya masih diolah,” ucap Surip, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Minggu sore, 1 April 2018.
Data suhu telemetri (TLR) Kawah Sileri merekam data pada 1 April 2018 dari pukul 08.13 hingga 13.23 WIB, suhu Kawah Sileri terukur minimal 67,9 derajat Celsius dan maksimal 68,1 derajat Celsius dengan rata-rata 68 derajat Celsius suhu tanah.
Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Banjarnegara, Arif Rachman mengklaim BPBD telah menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke kawasan Sileri. Namun, lantaran harus menunggu rekomendasi PVMBG, TRC dalam kondisi siaga di Desa Kepakisan.
Namun begitu, berdasarkan rekomendasi PVMBG, BPBD bersama dengan instansi lainnya mensterilkan kawasan Sileri sejauh 200 meter. Status pun masih dinyatakan normal.
Ia juga belum bisa memutuskan apakah jalan di Kawah Sileri bakal ditutup, sama dengan penanganan usai letusan Kawah Sileri pada 2 Juli 2017 lalu. Saat itu, kawasan steril Kawah Sileri berjarak 1.000 meter.
Sebab itu, BPBD mengevakuasi kelompok rentan, termasuk ibu hamil yang tinggal di kawasan yang dinyatakan berbahaya. Saat itu, ada empat ibu hamil tua yang dievakuasi dan akhirnya melahirkan di lokasi lebih aman.
http://www.liputan6.com/regional/read/3420501/pasca-letusan-kawah-sileri-bagaimana-situasi-di-desa-kepakisanBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasca-Letusan Kawah Sileri, Bagaimana Situasi di Desa Kepakisan?"
Post a Comment