:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2047258/original/011115800_1522614775-20180401-salam_pagi-museum_fosil_kayu3-gorontalo.jpg)
Liputan6.com, Gorontalo - Siapa saja yang pernah berkunjung ke tempat wisata religi di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, kemungkinan pernah melihat Museum Pusat Fosil Kayu Indonesia (MPFK) di Desa Bongo. Wilayah Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, ini memang dikenal sebagai salah satu desa yang memiliki kombinasi nilai-nilai keagamaan dan adat istiadat begitu kental.
Di Desa inilah terdapat museum fosil kayu yang sudah membatu jutaan tahun yang lalu.
Yosep Tahir Ma'ruf, pemilik dan pencetus berdirinya tempat wisata ini menjelaskan bahwa lahan di mana museum ini berdiri, dikenal juga dengan sebutan Desa Wisata Religius, Kerajaan Bubohu.
"Mengapa disebut sebagai Kerajaan Bubohu, karena wilayah tersebut dahulunya merupakan bagian dari Kerajaan Bubohu yang dipimpin oleh Raja Ma'ruf," ucap dia kepada Liputan6.com, belum lama ini.
Ia pun mengaku turunan Raja Bubohu. "Saya merupakan generasi VI dari kerajaan zaman dulu itu, yakni Bubohu," terangnya
Kehadiran museum ini berawal dari wahyu yang diturunkan oleh Raja Ma'ruf kepadanya melalui dan bisikan. Bisikan yang didengarnya adalah: "Laksanakanlah sesuatu untuk membangun desa atau dalam hal ini kampung halamanmu, sebelum kami berbicara tentang perkembangan bangsa yang besar dan dunia."
Dengan bisikan wahyu tersebut, sekitar tahun 2001, ia mulai membangun lokasi wisata tersebut. "Dengan berbagai macam ragam yang bisa ditemui di antaranya masjid berkubah emas, wisata alam religi, dan Museum Fosil Kayu di Gorontalo yang sudah menjadi batu," tambahnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sejumlah tulang belulang yang ditemukan petani di Ngawi ternyata milik gajah purba.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sambut Pagi di Museum Pusat Fosil Kayu Indonesia"
Post a Comment