Di sisi lain, bulan ini, pemerintah Bangladesh mengumumkan telah melakukan segala hal yang diperlukan guna memperlancar proses pemulangan pengungsi Rohingya di Cox's Bazaar untuk kembali ke Rakhine, Myanmar -- beberapa bulan sejak Dhaka memutuskan penundaan proses tersebut.
Dubes Bangladesh untuk RI, Azmal Kabir memastikan bahwa pemerintah Bangladesh telah melakukan 'semua yang dianggap perlu' guna mempersiapkan proses repatriasi etnis Rohingya. Meski, hal itu dilakukan 'di tengah keterbatasan sumber daya dan minimnya dukungan komunitas internasional'.
"Di tengah keterbatasan sumber daya dan minimnya sokongan dari komunitas internasional, Bangladesh telah melakukan segala upaya (termasuk pendataan dan persiapan logistik) dengan berbagai cara untuk terus melanjutkan proses repatriasi tersebut," ujar sang Duta Besar di Jakarta, 9 April 2018.
Pada awal tahun 2018, pemerintah Bangladesh sempat memutuskan menunda proses repatriasi atas alasan administrasi (pendataan dan verifikasi data pengungsi), logistik pemulangan, serta berbagai hal lain yang menghambat.
"Masih ada beberapa hal yang harus dilakukan," kata Abul Kalam, Komisioner Rehabilitasi dan Bantuan Pengungsi Bangladesh, lembaga pemerintah yang menangani etnis Rohingya yang eksodus ke Bangladesh, seperti dikutip dari ABC Australia, 23 Januari 2018.
"Daftar nama pengungsi yang akan direpatriasi masih belum siap. Verifikasi data dan kamp transit untuk proses repatriasi juga belum," tambah Kalam mengomentari penundaan pemulangan pengungsi Rohingya.
Selesai 2 Tahun?
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Bangladesh telah mengatakan, negaranya dan Myanmar sepakat untuk menyelesaikan misi pemulangan ratusan ribu pengungsi Rohingya dalam dua tahun.
Dilansir VOA Indonesia, Selasa 16 Januari 2018 sebuah kelompok kerja telah terbentuk. Kelompok itu melibatkan kedua negara tersebut dan membuat sebuah perjanjian pada hari Senin 15 Januari.
Myanmar dan Bangladesh menandatangani perjanjian awal untuk repatriasi pengungsi Rohingya pada November 2017.
Sebuah tim yang beranggotakan 30 orang telah dibentuk bulan lalu untuk mengawasi proses pemulangan tersebut.
Banyak pertanyaan muncul: Apakah Rohingya akan dikembalikan ke Myanmar dalam kondisi seperti sekarang ini? Atau, apakah Myanmar akan menerima dan membiarkan mereka hidup bebas?
Berdasarkan perjanjian bulan November, Rohingya harus bisa memberikan bukti bahwa mereka memang tinggal dan berasal dari Myanmar.
Hingga kini, tercatat ada lebih dari 650 ribu Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus silam.
Militer Myanmar melancarkan penumpasan brutal di negara bagian Rakhine, setelah sekelompok militan yaang diklaim berasal dari etnis tersebut menyerang pos polisi di daerah itu.
Militer Myanmar menggambarkan hal itu sebagai "operasi pembersihan" teroris, tetapi PBB dan Amerika Serikat menyebutnya sebagai "pembersihan etnis".
https://www.liputan6.com/global/read/3438499/dubes-bangladesh-kami-yakin-iktikad-myanmar-untuk-repatriasi-rohingyaBagikan Berita Ini
0 Response to "Dubes Bangladesh: Kami Yakin Iktikad Myanmar untuk Repatriasi Rohingya"
Post a Comment