Search

Penyerapan Tenaga Kerja di Era Jokowi Belum Maksimal

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan lapangan kerja baru di Indonesia lebih banyak didorong oleh tingginya pertumbuhan di sektor transportasi. Sedangkan Sektor konstruksi justru tidak menyerap tenaga kerja yang besar dibandingkan dengan industri transportasi.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyatakan penyerapan tenaga kerja RI di era Presiden Joko Widodo cenderung turun dibanding pemerintahan di Era Susilo Bambang Yudhiyono (SBY).

Ia menyebutkan tingginya pembangunan infrastruktur yang digenjot Jokowi faktanya tidak menyerap tenaga kerja di sektor tersebut secara baik.

"Di era kepemimpinan Jokowi-JK dibanding SBY-Boediono penyerapan tenaga kerja manufaktur kita tidak menyenangkan. Pertumbuhan manufaktur kita mengalami deindustrialisasi kok, tidak meningkat," tuturnya di Jakarta (28/4/2018).

"Pertanian itu justru penyerapan tenaga kerja minus, manufaktur enggak begitu bagus, ternyata transportasi yang bagus, rata-rata ada kenaikan 160 ribu orang per tahun, karena momentumnya banyak transportasi online. Di total mungkin ada 1,9 juta driver sekarang. Itu yang menyelamatkan tenaga kerja sebenarnya bukan tenaga kerja asing (TKA)," tambah Bhima.

Bhima lebih jauh mengungkapkan kenaikan penyerapan tenaga kerja ini bukan disebabkan oleh pemerintah melainkan karena sektor swasta yaitu transportasi online saat ini.

"Transportasi online ini tumbuh secara natural tanpa adanya dukungan dari pemerintah, justru dengan adanya peraturan-peraturan pemerintah ini terkesan menghalangi transportasi online. Jadi jangan mengklaim adanya penyerapan tenaga kerja yang gede ini karena pemerintah apalagi tenaga kerja asing," ujarnya.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3493222/penyerapan-tenaga-kerja-di-era-jokowi-belum-maksimal

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penyerapan Tenaga Kerja di Era Jokowi Belum Maksimal"

Post a Comment


Powered by Blogger.