Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (25/4/2018) sedikit menguat pada perdagangan Rabu ini. Namun pada perdagangan sebelumnya, rupiah mengalami tekanan yang cukup dalam.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menyatakan, nilai tukar rupiah yang tidak menentu tersebut membuat para pengusaha di sektor industri kesulitan.
"Kalau saya ngobrol dengan teman-teman pengusaha dan asosiasi sih, sebenarnya mereka berharap mata uang kita bisa lebih stabil. Kalau fluktuasi kan kita dari segi planning jadi susah," ungkapnya di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Di sisi sebaliknya, melemahnya rupiah justru membuat pelaku usaha di bidang batu bara senang. Hal itu karena mereka menggunakan rupiah untuk biaya produksinya, sedangkan penjualannya dalam dolar AS.
Namun begitu, untuk sektor industri lainnya semisal industri farmasi serta industri makanan dan minuman, Rosan mengatakan bahwa para pelakunya akan menjerit bila rupiah masih terus tinggi.
"Tapi kalau kita harapkan 13.500 per dolar AS, agak berat. Yang penting stabil di angka Rp 13.700 per dolar AS atau Rp 13.750 per dolar AS," sebut dia.
Menanggapi pertanyaan terkait dampak pelemahan rupiah terhadap hutang negara, ia menjawab, pihak swasta dalam negeri sudah belajar menyiasatinya dengan lindung nilai (hedging).
"Untuk hutang pemerintah, kembali lagi, pasti ada tekanan dari segi kebijakan ke depannya. Jadi, kalaupun pemerintah harus hutang, itu untuk sesuatu yang produktif, bukan untuk menambal anggaran," pungkas Rosan.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3487865/rupiah-terombang-ambing-pengusaha-sulit-atur-rencana-bisnisBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Terombang-Ambing, Pengusaha Sulit Atur Rencana Bisnis"
Post a Comment